•09.58
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
A. Definisi Komunikasi
Pengertian
Komunikasi Menurut Para Ahli. Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian komunikasi,
berikut ini pengertian komunikasi menurut pendapat para ahli :
1.
Carl
I. Hovland
Hovland berpendapat
mengenai pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.
2.
Theodore
M. Newcomb
Menurutnya pengertian
komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi
informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.
3.
Everett
M. Rogers
Everett berpendapat
bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.
Dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah berasal dari kata Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya Communication,
menurut asal katanya berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio. Komunikasi
adalah suatu proses ketika
seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya, komunikasi terjadi secara lisan atau
verbal. Komunikasi dapat terjadi
jika ada persamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.
B. Proses
Proses komunikasi adalah bagaimana sang
komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.
Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif
(sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Proses komunikasi dapat
terjadi apabila ada interaksi
antar manusia dan ada
penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah
sebagai berikut :
1) Penginterprestasian
Hal
yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi,
terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proses
komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi
muncul hingga akal budi komunikator
berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi
ke dalam pesan disebut interpreting.
2) Penyandian
Tahap
ini masih ada dalam komunikator
dari pesan yang bersifat
abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi.
Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder,
alat penyandi: merubah pesan
abstrak menjadi konkret.
3) Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan
tindakan komunikasi,
mengirim lambang komunikasi
dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4) Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara
komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5) Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan
diterimanya lambang komunikasi
melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6) Penyandian Balik
Tahap
ini terjadi pada diri komunikan
sejak lambang komunikasi
diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya
berhasil menguraikannya (decoding).
7) Penginterpretasian
Tahap
ini terjadi pada komunikan,
sejak lambang komunikasi
berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
C. Hambatan Komunikasi
1.
Hambatan dari Proses Komunikasi
a) Hambatan dari pengirim pesan, misalnya
pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal
ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b)
Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi
karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari
satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau
bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c)
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.
d)
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan
terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
e) Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
f)
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan
apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak
jelas dan sebagainya.
2.
Hambatan Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3.
Hambatan Semantik.
Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4.
Hambatan Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
D. Definisi Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang
biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi
interpersonal, setiap partisipan menggunakan semuadari proses
komunikasi. Misalnya, masing-masing pihak akan membicarakan latar
belakang dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
A. Definisi Pelatihan
Beberapa Pendapat para ahli mengenai
definisi pelatihan sebagai berikut:
a)
Noe,
Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251)
Training is a planned
effort to facilitate the learning of job-related knowledge, skills, and
behavior by employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu usaha
yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang
berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.]
b)
Gomes
(2003:197).
Pelatihan adalah setiap
usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang
sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan
pekerjaannya
c)
Robbins,
Stephen P, (2001:282)
Training meant formal
training that’s planned in advanced and has a structured format. Ini
menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah pelatihan formal
yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format pelatihan yang
terstruktur.
d)
Bernardin
dan Russell (1998:172)
Pelatihan didefinisikan sebagai
berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada
pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal
ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan
pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka
di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman,
pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang
didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.
B. Tujuan dan Sasaran Pelatihan dan
Pengembangan
Tujuan
diselenggarakan peltihan dan pengembangan diarahkan untuk membekali,
meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktivitas dan kesejahteraan. Adapun tujuannya sebagai berikut :
1
Meningkatkan produktivitas.
2
Meningkatkan mutu tenaga kerja
3
Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan
SDM
4
Meningkatkan semangat kerja: Suatu
rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan perusahaan
yang direncanakan dengan baik.
5
Menarik dan menahan tenaga kerja yang
baik:
6
Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja:
7
Menunjang pertumbuhan pribadi (personal
growht)
C. Faktor Psikologi dalam Pelatihan
dan Pengembangan
Dalam kenyataan sehari-hari banyak
faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja.
Faktor-faktor tersebut seringkali tidak dapat diselesaikan dengan
pendekatan-pendekatan lain di luar psikologi. Contoh: dalam suatu team yang
terdiri dari para pakar yang sangat genius seringkali justru tidak
menghasilkan performance yang baik dibandingkan dengan sebuah team yang terdiri
dari orang-orang yang berkategori biasa-biasa saja.
Bagaimana Psikologi berperan dalam
perusahaan, menurut John Miner dalam bukunya Industrial-Organizational
Psychology (1992), dapat dirumuskan dalam 4 bagian:
- Terlibat dalam proses input : melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
- Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas: melakukan pelatihan dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativitas karyawan.
- Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan: melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi internal perusahaan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam penentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkannya, pelayanan berupa bimbingan, konseling dan therapi bagi karyawan-karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis
- Terlibat dalam proses output: melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
1
On the Job Training : On the job
training adalah metode yang sudah sangat popular dalam dunia pelatihan
karyawan. OJT sendiri secara definisi adalah melatih seseorang untuk
mempelajari pekerjaan sambil mengerjakanya (Gary Dessler,2006:285). Pelatihan
yang diberikan pada saat karyawan bekerja. Sambil bekerja seperti biasa,
karyawan memperoleh pelatihan, sehingga dapat memperoleh umpan balik secara
langsung dari pelatihnya (Handoko, 1989). Dilakukan oleh semua perusahaan,
terutama untuk karyawan baru s/d karyawan yang berpengalaman. Keuntungannya:
relatif tidak mahal, peserta pelatihan bisa belajar sambil tetap menjalankan
proses produksi, tidak perlu ruang kelas khusus.
Bentuk
pelatihan on the job training :
•
Coaching/pendampingan: karyawan dibimbing, diarahkan oleh atasan / supervisor /
karyawan lain yang lebih berpengalaman. Hungan mereka serupa dengan hubungan karyawan-
tutor. Cara ini akan berjalan efektif apabila periode selama bimbingan dan
umpan balik diperpanjang.
• Rotasi pekerjaan:
peserta pelatihan ditugaskan untuk berpindah dari satu bagian ke bagian
pekerjaan yang lain dalam satu perusahaan, dengan interval yang terencana,
sehingga diperoleh pengalaman kerja. Cara ini umum dipakai dalam melatih
manajer dengan level manajerial apapun juga.
• Magang/apprenticeship
training: merupakan pembelajaran bagi karyawan baru kepada karyawan lama yg
lebih berpengalaman.
• Pelatihan Instruksi
Jabatan (Job Instruction Training): diberikan untuk pekerjaan yang terdiri dari
urutan langkah-langkah yang logis. Semua langkah perlu ditata dalam urutan yang
tepat. Petunjuk pengerjaan diberikan secara langsung pada pekerjaan yang sedang
dilakukan. Contoh sederhana: mengoperasikan mesin pintal benang.
• Planned progression
yaitu pemindahan karyawan dalam salura-saluran yang telah ditentukan melalui
tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda-beda.
•
Penugasan sementara
•
Sistem penilaian prestasi formal
2
Off the Job Training: Teknik pelatihan
yg dilakukan di luar waktu kerja, dan berlangsung di lokasi jauh dari tempat
kerja, agar perhatian peserta lebih terfokus. Peserta pelatihan menerima
presentasi tentang aspek tertentu, kemudian mereka diminta memberikan tanggapan
sebagaimana dalam kondisi yang sebenarnya. Dalam teknik ini juga digunakan
metode simulasi.
3
Simulasi
4
Studi Kasus
5
Role Playing
6
Business game
7 Balai Pelatihan (Vestibule Training):
Merupakan alternatif untuk mengatasi kekurangan pada metode pelatihan di tempat
kerja (on the job). Jenis pekerjaan yang dilatih adalah sama dengan pelatihan
di tempat kerja. Cocok digunakan bila jumlah peserta pelatihan melebihi
kemampuan supervisior lini.
8 Laboratorium: di mana seseorang belajar
menjadi lebih sensitif terhadap orang lain,lingkungan dan sebagainya
9 Program Pengembangan Eksekutif: di mana
para manajer berpartisipasi dalam program-program yang di buka untuk umum
melalui penggunaan alias kaskus,simulasi,dan metode pengajaran lainya.
10 Ceramah
11 Kuliah
12 Program
Instruksi
13 Self
Study
14 Analisis
Transaksional
15 Presentasi
video
16 Konfrensi
Sumber :
http://alamtekno.blogspot.com/2013/05/pengertian-atau-definisi-komunikasi.html
http://beruangkaki5.blogspot.com/2012/06/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_interpersonal
http://forum-mikomunitas.blogspot.com/2013/07/definisi-pelatihan-menurut-para-ahlinya.html
http://nailasuhada-m.blogspot.com/2012/04/pelatihan-dan-pengembangan-sumberdaya.html
http://fibriyan.blogspot.com/2013/01/metode-pelatihan-dan-pengembangan.html
0 komentar: