Author: Nur Purnama N.
•08.55
   A. Elemen-elemen (Komponen Sistem)
a)    Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
b)   Input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk  menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen­ dokumen dasar
c)    Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia,  proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien
d)   Output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem
e)    Umpan balik
Umpan Balik merupakan elemen dalam sistem yang bertugas mengevaluasi bagian dari ouput yang dikeluarkan, dimana elemen ini sangat penting demi kemajuan sebuah sistem. Umpan balik ini dapat berupa perbaikan sistem, pemeliharaan sistem, dan sebagainya.


B. Sistem Informasi berbasis Komputer
Sistem informasi berbasis komputer (CBIS) adalah sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan basis komputer. Berikut penjelasan masing-masing istilah tersebut.

C. Evolusi CBIS
Terdapat 5 jenis evolusi CBIS, kelima jenis tersebut adalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA), Sistem Informasi Manajemen (SIM), Sistem Operasi Perkantoran, Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Pakar. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kelima jenis evolusi CBIS tersebut :
            a)   SIA
SIA adalah sistem informasi yang melaksanakan aplikasi akuntansi perusahaan, yaitu sebagai pengolah data perusahaan, Perusahaan tidak dapat memilih untuk menggunakan SIA atau tidak, sistem ini merupakan keharusan. Semua perusahaan pada dasarnya melaksanakan prosedur-prosedur yang sama. SIA lebih berorientasi pada data dibanding pada informasi, walaupun ada beberapa informasi yang dihasilkan. SIA menyediakan database bagi sisten informasi lain.
SIA adalah satu-satunya sistem informasi yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan informasi di luar perusahaan, meyediakan informasi untuk seluruh lingkungan kecuali pesaing.
            b)   SIM
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem berbasis database komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Semua informasi memiliki karakteristik yang sama untuk bidang area fungsional (marketing, manufaktur, sdm, dan keuangan), level manajemen (operational, manajerial, dan strategis), dan user (manajer atau non manajer) SIM informasi memperoleh data dari database, dimana database tersebut berisi data dan informasi dari SIA dan dari lingkungan. Suatu SIM bisa juga merupakan suatu sistem informasi antar organisasi (IOS). SIM menggunakan data yang disediakan SIA dalam database, dan informasi lain yang berasal dari lingkungan. Isi dari database tersebut digunakan oleh software untuk membuat laporan periodik dan laporan khusus, serta model matematika untuk mensimulasikan aspek operasi perusahan. Laporan seperti ini disebut dengan Management by exception.
         c)    SPK (Sistem Pendukun Keputusan)
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) Keputusan harus diambil untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan peluang. Keputusan terbagi menjadi 2 yaitu :
a.     Keputusan terprogram, bersifat berulang dan rutin
b.  Keputusan tak terprogram, bersifat baru dan tidak terstruktur, tidak ada metode pasti untuk menanganinya karena belum pernah terjadi sebelumnya
        d)   Automasi Kantor (Virtual Office)
Automasi kantor kini disebut dengan istilah kantor virtual, mencakup semua sistem elektronik formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang - orang didalam maupun diluar perusahaan. Pengguna OA dibagi menjadi empat kategori yaitu :
1.        Manajer, yang bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya perusahaan
2.   Profesional, tidak mengelola tetapi menyumbangkan keahlian khusus yang membedakan mereka dengan sekretaris dan pegawai administrasi
3.       Sekretaris, ditugaskan untuk membantu pekerja terdidik (Manajer & Profesional) untuk melaksanakan berbagai tugas korespondensi, menjawab telepon, dan mengatur jadwal pertemuan
4. Pegawai Administrasi, melaksanakan tugas-tugas untuk sekretaris, seperti mengioperasikan mesin fotokopi, menyususn dokumen, menyimpan dokumen, dan mengirim surat
      e)    Sistem Pakar
Sistem pakar (Expert System) adalah sebuah sistem informasi yang memiliki intelegensia buatan (Artificial Intelegent) yang menyerupai intelegensia manusia. Sistem pakar mirip dengan DSS yaitu bertujuan menyediakan dukungan pemecahan masalah tingkat tinggi untuk pemakai. Perbedaan ES dan DSS adalah kemampuan ES untuk menjelaskan alur penalarannya dalam mencapai suatu pemecahan tertentu. Sangat sering terjadi penjelasan cara pemecahan masalah ternyata lebih berharga dari pemecahannya itu sendiri.

Sumber :
            Djahir, Y., Pratita, D. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish
            Hutahaean, J. (2014). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Kusrini & Koniyo, A. (2007). Tuntutan praktis membangun sistem informasi akuntansi dengan visual basic dan microsoft sql server. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Laudon, J. P., Laudon K. C. (2008). Sistem Informasi Manajemen Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Author: Nur Purnama N.
•20.40
1.    Definisi Sistem
Menurut Marimin, Tanjung, dan Prabowo ( 2006) Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.
Menurut Hutahaean (2015)  sistem adalah suatu jaringan kerja prosdur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu.
Menurut Indrajit (2001) sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh diatas bahwa sistem adalah suatu kumpulan jaringan dari komponen-komponen yang saling terkait dan berinteraksi secara teratur untuk mencapai suatu tujuan.

2. Definisi Informasi
Menurut Amsyah (2005) informasi adalah data yang sudah diolah ke dalam bentuk tertentu sesuai dengan keperluan pemakaian informasi tersebut.
Menurut Gaol (2008) informasi adalah segala sesuatu keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Irwansyah & Moniaga (2012) informasi adalah sekumpulan data/fakta yang diorganisir atau diolah dengan cata tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerimanya.
Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh diatas bahwa informasi adalah sekumpulan suatu data yang diolah sehingga membentuk suatu informasi yang bermanfaat untuk suatu tujuan

3. Definisi Psikologi
Menurut Basuki (2008) psikologi adalah berasal dari kata psyche artinya jiwa dan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa.
Menurut Plotnik (2005) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental.
Menurut Wiguna (2012) psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan proses mentalnya.
Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh diatas bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, dan parilaku manusia yang sistematik.

Sumber:
Marimin., Tanjung H,. & Prabowo, H. (2006). Sistem informasi manajeman, sumber daya manusia. Bogor: Grasindo.
Hutahaean, J. (2015). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Gaol, J. (2008). Sistem informasi manajemen pemahaman dan aplikasi. Jakarta: Grasindo
Amsyah, Z. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta: Gramedia pustaka utama.
Irwansyah, E., & Moniaga, J. (2012). Pengantar teknologi informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Wiguna, A. (2012). Isu-isu kontemporer pendidikan islam. Yogyakarta: Deepublish.
Basuki, H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Penerbit Gunadarma.
Author: Nur Purnama N.
•10.54

1.    Puncak dari kemarahan seorang perempuan ialah diam, sebab ia sudah merasa suaranya tidak lagi didengar sehingga lebih baik bungkam dan melakukan pembiaran.
2.    Lebih menyakitkan didiamkan oleh perempuan yang kita cintai daripada dicereweti, sebab saat perempuan masih cerewet itu pertanda masih peduli untuk menjadikan kita lebih baik lagi dalam membijaksanakan penghidupan
3.   Perempuan tidak mungkin cerewat jika kita mampu mencukupi kebutuhan lahir-batinnya, jadi serupa rambu-rambu lalu lintas, saat perempuan cerewet makan itu sudah lampu kuning agar kita segera berlalu dari jebakan lampu merah kemalasan, menuju hijau untuk menjalani kesuksesan.
4.      Jangan menafsirkan keluhan perempuan sebagai kesialan, justru itu anugerah terbaik yang diberikan Allah sebagai upaya penyadaran hakikatnya lelaki itu imam rumah tangga yang mestinya setingkat lebih tinggi dalam hal kemantapan pola pikir dan kesabaran
5.   Berbahagialah sebab perempuan di sampingmu masih menyediakan suaranya untuk menegurmu ketika ada kekurangan, bukankah hal itu uuga dirimu inginkan saat memilihnya menjadi pendamping hidupmu yakni saling menyempurnakan
6.      Percayalah, perempuan itu menginginkan lelakinya terus berkembang dalam segala hal, sebab ia tak mau melampaui imam rumah tangganya sehingga saat melihat ada kekurangan dalam diri seorang lelaki, perempuan itu merasa perlu untuk mengambil kebijkan dalam mengingatkan sebelum lelakinya mengalami kegagalan.
7.  Dari itu kepada kaum lelaki, mari berfikir dewasa bahwa hanya kita yang bertanggungjawab juga memiliki hak untuk menyemangati dengan caranya sendiri dan tak jarang melalui kecerewetan, sehingga lelaki merasa tertampar harga dirinya untuk kemudian lebih fokus menata masa depan.

Sumber: Islampos
Author: Nur Purnama N.
•03.15


     1.      Konsep Terapi
Konsep utama terapi tingkah laku ini adalah keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagai berikut :
a.  Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek. Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat atau salah berdasarkan bekal keturunan dan lingkungan (nativisme dan empirisme), terbentuk pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas kepribadiannya.
b.  Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri, menangkap apa yang dilakukannya  dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.
c.    Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar. Kalau pola-pola lama dahulu dibentuk melalui belajar,pola-pola itu dapat diganti melalui usaha belajar yang baru.
d.   Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya dipengaruhi oleh perilaku orang lain. 

     2.      Unsur-unsur Terapi
a.      Munculnya Gangguan
Terapi behavior adalah salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Aktifitas inilah yang disebut sebagai belajar.
b.     Tujuan Terapi
Terapi behavioral  memfokuskan pada persoalan-persoalan perilaku spesifik atau perilaku menyimpang yang bertujuan untuk menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar dengan dasar bahwa segenap tingkah laku itu dipelajari, termasuk tingkah laku yang maladaptif.
c.      Peran Terapis
Terapis tingkah laku harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah manusia, para kliennya. Terapi tingkah laku secara khas berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkahlaku yang baru dan adjustive.

     3.      Teknik-teknik Terapi
a.     Desensitisasi sistematik
Prosedurnya adalah memasukkan suatu respons yang bertentangan dengan kecemasan, seperti relaksasi. Individu belajar untuk relaks dalam situasi yang sebelumnya menimbulkan kecemasan.
b.     Flooding
Yaitu prosedur terapi perilaku di mana orang yang ketakutan memaparkan dirinya sendiri dengan apa yang membuatnya takut, secara nyata atau khayal, untuk periode waktu yang cukup panjang tanpa kesempatan meloloskan diri.
c.      Penguatan sistematis (systematic reinforcement)
Didasarkan atas prinsip operan, yang disertai pemadaman respons yang tidak diharapkan. Pengkondisian operan disertai pemberian hadiah untuk respons yang diharapkan dan tidak memberikan hadiah untuk respons yang tidak diharapkan. 
d.     Pemodelan (modeling)
yaitu mencontohkan dengan menggunakan belajar observasionnal. Cara ini sangat efektif untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan, karena memberikan kesempatan kepada klien untuk mengamati orang lain mengalami situasi penimbul kecemasan tanpa menjadi terluka. Pemodelan lazimnya disertai dengan pengulangan perilaku dengan permainan simulasi (role-playing).
e.      Regulasi diri
melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri, pengendalian atas kondisi stimulus, dan mengembangkan respons bertentangan untuk mengubah perilaku maladaptif.

Sumber : Lubis, Lumongga Namora. (2011). Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group    
Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.