Author: Nur Purnama N.
•04.00
1.     Unsur-unsur analisis transaksional
Analisis transaksional berakar pada suatu filsafat yang antidetermenistik serta menekankan bahwa manusia sanggup melampaui pengkondisian dan pemrograman awal. Disamping itu, analisis transaksional berpijak pada asumsi-asumsi bahwa orang-orang sanggup memahami putusan-putusan masa lampaunya serta orang-orang mampu memilih untuk memutuskan ulang.
Analsisis transaksional meletakan kepercayaan pada kesanggupan individu untuk tampil diluar pola-pola kebiasaan dan menyeleksi tujuan-tujuan dan tingkah laku baru. Meskipun percaya bahwa manusia memiliki kesanggupan untuk memilih, Berne merasa bahwa hanya sedikit orang yang sampai pada kesadaran akan perlunya menjadi otonom. “manusia dilahirkan bebas tetapi satu hal paling pertama yang dipelajari adalah berbuat sebagaimana diperintahkan dan dia menghabiskan sisia hidupnya dengan berbuat seperti itu.
Jadi, penghambatan diri yang pertama dijalani adalah penghambatan pada orang tua. Dia menuruti perintah-perintah orang tua untuk selamanya, hanya dalam beberapa keadaan saja memperoleh hak untuk memilih cara-cara sendiri dan menghibur diri dengan suatu ilusi tentang otonom

2.    Teknik-teknik analisi transaksional
Teknik-teknik konseling analisis transaksional banyak menggunakan teknik-teknik pendekatan Gestalt. James dan Jongeward (1971) mengombinasikan konsep dan proses analisi transaksional dengan eksperimen Gestalt dan kombinasi ini memberikan hasil yang menjanjikan pada self-awareness dan autonomy.
a)         Metode Didaktik (Didactic Methods).
b)        Kursi Kosong (Empty Chair).
c)         Bermain Peran (Role Playing)
d)        Penokohan Keluarga (Family Playing)
e)         Analisi Ritual dan Waktu luang (Analysis of Rituals and Pastime)

3. Konsep-konsep Analisis transaksional
Konsep Dasar Pandangan tentang sikap manusia Analisis Transaksional berakar dalam suatu filsafat anti deterministik yang memandang bahwa kehidupan manusia bukanlah suatu yang sudah ditentukan. Analisis Transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-keputusan pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah pernah diambil. Berne dalam pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dan, dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya.


S   Sumber : Roberts. A. R. Greene, g.j. (2008). Buku pintar pekerja social: Jakarta. gunung mulya
This entry was posted on 04.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: