3.1
Teori Asal Usul Kehidupan
Teori asal
usul kehidupan pada kategori pertama adalah Teori Abiogenesis atau Generatio
Spontanea. Teori Generatio Spontanea ini mengatakan bahwa makhluk
hidup terbentuk dengan sendirinya.Teori ini disebut juga Teori
Abiogenesis yang berarti makhluk hidup dapat terbentuk dari makhluk mati.
Pendukung teori ini adalah Aristoteles, Thales, dan Anaximines.Thales
menganggap kehidupan berasal dari air dan anaximines menganggap kehidupan
berasal dari udara.
Teori asal
usul kehidupan pada kategori kedua adalah Teori Biogenesis. Pendukung
teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco
Redi mengemukakan percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari telur
lalat ( Omne Vivum ex Ovo). Lazzaro Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang
dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam keadaan
terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex Vivo). Louis Pasteur
mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun menggunakan pipa
leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk mendapatkan kehidupan harus ada
kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex Vivo)
Teori asal
usul kehidupan pada kategori ketiga adalah Teori Urey. Teori ini
menjelaskan bahwa gas Metana(CH 4 ), Amonia(NH3),
Hidrogen(H2) dan Uap air (H20) yang diberi energi listrik
dan radiasi sinar kosmik akan menghasilkankan terbentuknya senyawa organik
misalnya asam amino yang merupakan komponen dasar protein. Protein adalah
pembentuk protoplasma yang merupakan substansi dasar makhluk hidup.
3.2 Perkembangbiakan
secara Seksual dan Aseksual
Reproduksi
Seksual (Generatif)
Reproduksi
biologis atau reproduksi
seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks secara rutin
dimana individu organisme baru diproduksi.
Reproduksi
adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses
reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua
jenis: seksual dan aseksual.
Dalam
reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri
menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian,
reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan
juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin
yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi
seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara
seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel,
bereproduksi secara aseksual.
Pada
reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua
individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi
genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.
Pada
organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau
spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat
dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian
disebut heterogamet.
Peleburan
dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan
peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada
organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena
keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya
disebut anisogamet.
Reproduksi
Aseksual ( Vegetatif )
Reproduksi
Vegetatif adalah cara
reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel
kelamin jantan dan betina). Reproduksi Vegetatif bisa terjadi secara alami
maupun buatan.
Vegetatif
Alami
Vegetatif
Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain
seperti manusia.
Pada
tumbuhan
- Umbi
batang. Contoh: ubi jalar, kentang
- Umbi
lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
- Umbi
akar. Contoh: wortel, singkong
- Geragih
atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
- Rizoma.
Contoh: lengkuas, jahe
- Tunas.
Contoh: kelapa
- Tunas
adventif. Contoh: cocor bebek
Pada hewan
- Tunas.
Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera
- Fragmentasi.
Contoh: Planaria, mawar laut
- Membelah
diri. Contoh: Amoeba
- Parthenogenesis.
Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
Vegetatif
Buatan
Vegetatif
Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena bantuan pihak lain
seperti manusia.
- Stek
- Cangkok
- Okulasi
- Enten
- Merunduk
- Kloning
Individu
baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan
induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual
dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai
susunan genetik yang sama.
Reproduksi
aseksual dapat dibagi atas lima jenis, yaitu :
1. Fisi
2. Pembentukan spora
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi
5. Propagasi vegetatif
Fisi
Fisi
terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah
menjadi dua bagian yang sama.
Contoh :
- Pada pembelahan sel bakteri.
- Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah
berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses
ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon.
|
|
2.
|
Pembentukan
spora
Dibentuk
di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan
baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora
dihasilkan oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan
kadang-kadang juga dihasilkan oleh bakteri.
|
3.
|
Pembentukan
tunas
Organisme
tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan berkembang
dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil. Kemudian
tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru.
Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis
Coelenterata).
|
4.
|
Fragmentasi
Kadang-kadang
satu organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian setiap bagian
akan tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. Peristiwa
fragmentasi bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu kemampuan memperbaiki
jaringan atau organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi antara lain pada
hewan spons (Porifera), cacing pipih, algae berbentuk benang.
|
5.
|
Propagasi
vegetatif
Istilah
propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji.
Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut
akan berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Propagasi vegetatif alamiah
dapat terjadi dengan menggunakan organ-organ sebagai berikut :
a.
|
Stolon
Stolon adalah batang yang
menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia
(liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman. Contoh:
pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
|
b.
|
Akar
tinggal atau rizom
Rizom adalah batang yang
menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan makanan maupun tak
berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas, ruas dan
antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis
rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
|
c.
|
Tunas
yang tumbuh di sekitar pangkal batang
Tunas ini membentuk numpun,
misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon bambu.
|
d.
|
Tunas
liar
Tunas liar terjadi pada tumbuhan
yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat menyebabkan terbentuknya
tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor bebek (Kalanchoe
pinnata) dan begonia.
|
e.
|
Umbi
lapis
Umbi lapis adalah batang pendek
yang berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi oleh sisik-sisik yang
mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang.
|
f.
|
Umbi
batang
Umbi batang adalah batang yang
tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat mata tunas – mata
tunas yang
akan berkembang menjadi tanaman baru.
Contoh: kentang dan Caladium.
|
|
|
|
|
Kita
mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis
(pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di
mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan
sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat
prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui
tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap
telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang
dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada
tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
PEMBELAHAN
MITOSIS
Pembelahan
mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah
kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel
penyusun tubuh).
Sel – sel
tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melakukan
pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada
yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekalisetelah
melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel germinatikum kulit mampu
melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel – sel kulit yang
rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melakukan
pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang
sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu.
Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam
hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan
ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal
mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba,
paramecium, didinium, dan euglena.
Pada sel –
sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel memiliki tahap – tahap
tertentu yang disebut siklus sel. Sel – sel tubuh yang aktif melakukan
pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel tersebut dibedakan
menjadi dua fase(tahap ) utama, yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri
atas 3 fase yaitu fase G, ( growth atau gap), fase S (synthesis), fase
G2(growth atau Gap2).
Pembelahan
mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis,
kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa
fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah
proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.
1.
Kariokinesis
Kariokinesis
selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap fasenya.
Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti
berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro
tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:
a) Profase
Benang –
benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah
menjadi kromatid dengan satu sentromer.
Dinding inti
(nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
Pasangan
sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang
berlawanan.
Serat –
serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara kedua kutub
pembelahan.
b) Metafase
Setiap
kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul
pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong
melalui sentromer atau kinetokor.
c) Anaphase
Sentromer
dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing satu
kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju
kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada kutub
masing – masing.
d) Telofase
Pada
telofase terjadi peristiwa berikut:
- Kromatida
yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang – benangkromatin kembali.
- Terbentuk
kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
- Serat –
serat gelendong menghilang.
- Terjadi
pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk
membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua
sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom
induknya.
Hasil
mitosis:
1. Satu Sel
induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid.
2.Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2
Sitokinesis
Selama
sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian
tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang
terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada
tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah –
tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Keterangan:
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
Meiosis
(Pembelahan Reduksi) adalah
reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi
dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis
terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik
meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada
mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai
berikut :
Berbeda
dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan
profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase
II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
3.3 Geografi Kehidupan
1.
Penyebaran Makhluk Hidup
Di bumi ini, terdapat berbagai macam jenis makhluk hidup yang berbeda-beda.
Namun terkadang kita melihat adanya kesamaan antara makhluk hidup di suatu
wilayah dengan wilayah lain. Hal ini di karenakan adanya faktor penyebaran
makhluk hidup. Berikut mari kita bahas apa saja sih, faktor-faktor tersebut?
:-)
a) Faktor BIOTIK
1) Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia tentu sangat berpengaruh terhadap penyebaran
makhluk hidup. Contohnya, apabila kita menebang pohon, maka florapun
lama-kelamaan akan habis. Dengan habisnya flora, maka tidak ada lagi makanan
untuk para fauna, dan para faunapun mencari wilayah dimana masih terdapat bahan
makanan untuk mereka.
2) Flora dan Fauna
Hewan memiliki peranan terhadap tumbuhan, contohnya
membantu dalam proses penyerbukan, hal ini biasanya dilakukan oleh lebah,
kupu-kupu, dan lain-lain. Selain hewan, tumbuhanpun juga berperan dalam
menyuburkan tanah. Tanah yang subur, memungkinkan terjadinya perkembangan
kehidupan tumbuh-tumbuhan, serta dapat mempengaruhi kehidupan faunanya.
b) Faktor ABIOTIK
1.
Iklim
Faktor iklim (suhu, kelembapan udara, angin, dll) juga sangat berpengaruh
terhadap penyebaran makhluk hidup. Faktor suhu dan kelembapan sangat
berpengaruh bagi perkembangan fisik tumbuhan. Sedangkan matahari, sangat
berperan dalam proses fotosintesis. Perbedaan iklim di suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya berbeda-beda juga. Berdasarkan tingkat
kelembapan udaranya, tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga kelompok :
- Xerophyta
: Tumbuhan yang mampu beradaptasi di daerah kering sekalipun (contoh =
kaktus)
- Mesophyta
: Tumbuhan yang dapat hidup di tanah yang lembab (Contoh = Padi)
- Tropophyta
: Tumbuhan yang di dalam kehidupannya membutuhkan banyak air (Contoh =
eceng gondok
2.
Keadaan
Tanah
Perbedaan jenis tanah, mulai dari
tekstur hingga zat mineral yang terkandung di dalamnya, dapat mempengaruhi
berbagai jenis tanaman yang tumbuh. Mengenai tekstur, dapat mempengaruhi daya
serap tanah terhadap air. Ketika tanah tersebut memiliki daya serap air yang
tinggi, maka berbagai jenis tanamanpun dapat tumbuh, dan begitu pula
sebaliknya. Contoh perbandingan wilayah tropis dengan gurun pasir. Daerah
tropis banyak ditumbuhi hutan lebat, pohonnya yang tinggi-tinggi dan daunnya
selalu berwarna hijau. Sebaliknya, di gurun pasir hanya tanaman tertentu saja
yang dapat tumbuh (seperti kaktus).
3.
Air
Air memiliki peranan penting bagi
tumbuhan, yaitu dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi
tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dengan adanya curah hujan di
daerah tertentu. Daerah yang curah hujannya kurang, keanekaragaman
tumbuhannyapun kurang dibandingkan daerah yang memiliki bannyak curah
hujannya, seperti di daerah tropis.
4.
Tinggi Rendah Permukaan Bumi
Permukaan
bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti daerah pegunungan, pantai,
dataran rendah dan perbukitan. Perbedaan tinggi rendah permukaan bumi,
mengakibatkan adanya variasi suhu udara. Variasi suhu udara tersebutlah
yang mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan.Semakin tinggi suatu daerah semakin
dingin suhu udara di daerah tersebut. Dan begitu pula sebaliknya. Contohnya,
tanaman yang hidup di daerah pantai, banyak di tumbuhi oleh pohon kelapa, namun
lain halnya pada daerah pegunungan, yang memiliki banyak keanekaragaman
tumbuhan, pohon-pohon yang rimbun, dan lain lain.
1) Penyebaran Flora
Flora
di Indonesia sangatlah banyak. Flora di Indonesia bagian barat, memiliki
banyak kesamaan dengan benua Asia. Hal ini di sebabkan karena wilayah Indonesia
bagian barat pernah bersatu dengan daratan Asia. Sehingga flora ini disebut
sebagai flora Asiatis. Flora Indonesia bagian barat terdiri
dari :
- Hutan
Hujan Tropik. Ditandai oleh rimba belantara dengan tumbuhan yang beraneka
ragam. Hutan hujan tropik yang lengkap masih memiliki ciri-ciri berdaun
lebar, pohon tinggi besar, belukar-belukar tropik serta cendawan. wilayah
ini terdapat di daerah Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
·
Hutan Musim.
merupakan daerah yang ditumbuhi flora yang menggugurkan daunnya di musim
kemarau. Wilayah ini terdapat di daerah Jawa.
·
Hutan Bakau.
merupakan daerah yang terdiri dari flora khas pantai, seperti rumbia, nipah,
dan bakau.
·
Sabana Tropik. merupakan padang
rumput yang diselingi pohon tegakan tinggi. Wilayah ini dapat ditemui di
wilayah Timur Jawa Timur, bali, dan Gayo.
Jenis Flora di wilayah Indonesia
bagian Timur disebut juga sebagai Flora Australis. karena wilayah
ini pernah bersatu dengan daratan Australia. Flora bagian Timur ini banyak
terdapat di Papua. jenis vegetasinya adalah Hutan hujan tropik, hutan
pegunungan, dll.
Apabila dilihat dari lingkup dunia, maka persebaran flora dibagi menjadi
beberapa wilayah penyebaran :
- Wilayah
Ethiopian :
wilayah yang penyebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah selatan
gurun sahara, Madagaskar dan selatan Saudi Arabia. Tumbuhan yang khas di
daerah ini meliputi kaktus.
- Wilayah
Paleartik :
Wilayah persebarannya meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet,
daerah dekat Kutub Utara sampai pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di
Eropa Barat sampai Jepang, selat Bering di pantai Pasifik, dan benua
Afrika paling Utara. Kondisi pada wilayah ini bervariasi mulai dari
perbedaan suhu, curah hujan, maupun kondisi permukaan tanah, menyebabkan
tanaman yang tumbuh juga bervariasi. Contoh : Bunga Sakura di Jepang.
- Wilayah
Nearktik :
Persebarannya meliputi wilayah amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub
Utara, dan Greenland. Flora yang khas adalah flora yang tumbuh pada
daerah-daerah yang dingin. Contoh : cemara yang biasa tumbuh di daerah
bersalju.
- Wilayah
Neotropikal :
Persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan dan sebagian besar
Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian
Selatan beriklim sedang. Contoh : Pohon Eboni
5. Wilayah Oriental : Wilayah penyebarannya meliputi daerah Asia bagian Selatan pegunungan
Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan Filiphina. Contoh : Bunga Bangkai
6. Wilayah Australian : Wilayah ini mencakup Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku,
pulau-pulau di sekitarnya, dan kepulauan di Samudera Pasifik. Contoh : Eukaliptus
Pembagian
Wilayah untuk Binatang
- Wilayah
Ethiopian :
wilayah yang penyebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah selatan
gurun sahara, Madagaskar dan selatan Saudi Arabia. Contoh : zebra,
jerapah, gajah, dan gorilla
- Wilayah
Paleartik :
Wilayah persebarannya meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet,
daerah dekat Kutub Utara sampai pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di
Eropa Barat sampai Jepang, selat Bering di pantai Pasifik, dan benua
Afrika paling Utara. Contoh : Beruang Eropa, Bison dan Rusa Kutub.
- Wilayah
Nearktik :
Persebarannya meliputi wilayah amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub
Utara, dan Greenland. Contoh : hewan pengerat besar seperti
berang-berang
- Wilayah
Neotropikal :
Persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan dan sebagian besar
Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian
Selatan beriklim sedang. Contoh : kera dan tapir
- Wilayah
Oriental :
Wilayah penyebarannya meliputi daerah Asia bagian Selatan pegunungan
Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Filiphina. Contoh : harimau, gajah, tapir
dan kerbau
- Wilayah
Australian :
Wilayah ini mencakup Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, pulau-pulau
di sekitarnya, dan kepulauan di Samudera Pasifik. Contoh : hewan
yang berkantung seperti kanguru
3.4 Evolusi
Teori Evolusi
Evolusi
adalah suatu proses perubahan makhluk hidup secara bertahap dan membutuhkan
waktu yang lama dari bentuk yang sederhana, menjadi bentuk yang lebih kompleks.
Diperlukan waktu jutaan tahun agar perubahan tersebut nampak lebih jelas.
Terdapat dua
macam evolusi :
- Evolusi
Progresif : Evolusi yang menuju pada kemungkinan dapat bertahan
hidup
- Evolusi
Regresif (retrogresif) : Evolusi yang menuju pada kemungkinan
menjadi punah
Teori
evolusi itu sendiri adalah perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta. Berikut
teori dari para ilmuan mengenai Evolusi makhluk hidup :
1.
Jean Baptise Lamarck
Idenya
mengenai evolusi, di tuangkan di dalam buku berjudul "Philosophic
zoologique". Dalam buku tersebut, Lamarck mengungkapkan :
- Alam
sekitar/lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri atau sifat yang diwariskan
- Ciri-ciri/sifat
tersebut akan diwariskan kepada keturunannya
- organ
yang sering digunakan akan berkembang, sedangkan apabila tidak digunakan
akan mengalami kemunduran bahkan hilang
Contoh : Lamacrk berpendapat bahwa dahulu, jerapah memiliki leher yang pendek.
Bagi keturunan jerapah yang dapat beradaptasi baik dengan lingkungan (dapat
mengambil makanan di pohon yang tinggi), leher jerapah akan berkembang
menjadi lebih panjang. Jerapah yang telah beradaptasi menjadi leher panjang
tersebut, akan mewariskan sifat-sifat kepada keturunannya. Namun sebaliknya,
bagi keturunan jerapah yang tidak dapat beradaptasi baik dengan lingkungan,
maka ia akan mengalami kemunduran.
2.
Charles Darwin
Charles
Darwin juga menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan
judul "on the ofiginof species by means of natural selection" atau
"the preservation of favored races in the struggle for life".
Mengenai Evolusi, Darwin berpendapat :
- Yang
menjadi dasar evolusi organik bukan dari adaptasi lingkungan, melainkan
karena seleksi alam dan seksual
- Seleksi
alam berupa "pertarungan" dalam kehidupan, yang kuat akan terus
hidup
- Setiap
populasi berkecenderungan untuk tumbuh banyak karena proses bereproduksi
- Untuk
berkembang biak, diperlukan adanya makanan dan ruang yang cukup
- Bertambahnya
suatu populasi tidak berjalan terus-menerus
3.
Anaximender
Bumi pada awalnya merupakan
lautan, lalu berkembang menjadi daratan. Para makhluk hidup aquatik pun
termodifikasi sehingga dapat hidup di darat. Pada manusia, terdapat masa "part
fish" dan "part human" yang disebut merman dan
mermaid. penampilan seperti ikan ini ada pada masa dalam kandungan bayi selama
proses perkembangan. Kemudian, penampilan tersebut akan hilang pada manusia
dewasa.
4.
Aristoteles
Benda-benda hidup berkembang
makin sempurna karena pengaruh kekuatan tertentu, yakni entelecy, dan
makhluk hidup di daratan berasal dari makhluk hidup di lautan
Sumber :
http://gurungeblog.wordpress.com