•03.15
1. Konsep Terapi
Konsep utama
terapi tingkah laku ini adalah keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagai
berikut :
a. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk,
bagus atau jelek. Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau
buruk, tepat atau salah berdasarkan bekal keturunan dan lingkungan (nativisme
dan empirisme), terbentuk pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas
kepribadiannya.
b. Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya
sendiri, menangkap apa yang dilakukannya dan mengatur serta mengontrol
perilakunya sendiri.
c. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri
pola-pola tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar. Kalau pola-pola
lama dahulu dibentuk melalui belajar,pola-pola itu dapat diganti melalui usaha
belajar yang baru.
d. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan
dirinya dipengaruhi oleh perilaku orang lain.
2.
Unsur-unsur
Terapi
a. Munculnya
Gangguan
Terapi behavior adalah
salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang
ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah
laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang
lebih efektif dan efisien. Aktifitas inilah yang disebut sebagai belajar.
b. Tujuan
Terapi
Terapi behavioral
memfokuskan pada persoalan-persoalan perilaku spesifik atau perilaku
menyimpang yang bertujuan untuk menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses
belajar dengan dasar bahwa segenap tingkah laku itu dipelajari, termasuk tingkah
laku yang maladaptif.
c. Peran
Terapis
Terapis tingkah laku
harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment yakni
terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah
manusia, para kliennya. Terapi tingkah laku secara khas berfungsi sebagai guru,
pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku yang maladaptif dan dalam
menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada
tingkahlaku yang baru dan adjustive.
3.
Teknik-teknik
Terapi
a. Desensitisasi sistematik
Prosedurnya adalah
memasukkan suatu respons yang bertentangan dengan kecemasan, seperti relaksasi.
Individu belajar untuk relaks dalam situasi yang sebelumnya menimbulkan
kecemasan.
b. Flooding
Yaitu prosedur terapi
perilaku di mana orang yang ketakutan memaparkan dirinya sendiri dengan apa
yang membuatnya takut, secara nyata atau khayal, untuk periode waktu yang cukup
panjang tanpa kesempatan meloloskan diri.
c. Penguatan sistematis (systematic
reinforcement)
Didasarkan atas prinsip
operan, yang disertai pemadaman respons yang tidak diharapkan. Pengkondisian
operan disertai pemberian hadiah untuk respons yang diharapkan dan tidak
memberikan hadiah untuk respons yang tidak diharapkan.
d. Pemodelan (modeling)
yaitu mencontohkan dengan
menggunakan belajar observasionnal. Cara ini sangat efektif untuk mengatasi
ketakutan dan kecemasan, karena memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengamati orang lain mengalami situasi penimbul kecemasan tanpa menjadi
terluka. Pemodelan lazimnya disertai dengan pengulangan perilaku dengan
permainan simulasi (role-playing).
e. Regulasi diri
melibatkan pemantauan dan
pengamatan perilaku diri sendiri, pengendalian atas kondisi stimulus, dan
mengembangkan respons bertentangan untuk mengubah perilaku maladaptif.
Sumber : Lubis, Lumongga Namora. (2011). Memahami
Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Corey,
Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Refika Aditama.