Author: Nur Purnama N.
•05.21

A. Perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling
Menurut Galdding, konseling berlangsung dalam jangka waktu yang relative singkat,bersifat antar pribadi, sesuai dengan teori-teori yang ada, dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya serta sesuai dengan etika dan aturan-aturan yang ada yang berpusat pada pemberian bantuan kepada orang-orang yang pada dasarnya mengalami gangguan psikologis agar orang-orang yang menyimpang dan mengalami masalah situsional dapat kembali normal.
Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Adapun perbedaan konseling dan psikoterapi yang dapat disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:

KONSELING UNTUK
PSIKOTERAPI UNTUK
          Klien
       Pasien
       Gangguan yang kurang serius
       Gangguan yang serius
       Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
     Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
      Berhubungan dengan pencegahan
       Berhubungan dengan penyembuhan
     Lingkungan pendidikan dan non medis
        Lingkungan medis
      Berhubungan dengan kesadaran
      Berhubungan dengan ketidaksadaran
      Metode pendidikan
       Metode penyembuhan

B. Bentuk-bentuk Utama dari Terapi
Terapi atau pengobatan, adalah remediasi masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis. Orang yang melakukan terapi disebut sebagai terapis. Dalam bidang medis, kata terapi sinonim dengan kata pengobatan. Di antara psikolog, kata ini mengacu kepada psikoterapi. 
Adapun bentuk-bentuk utama dari terapi, yaitu :
1.   Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi dukungan psikologis dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada dalam alam bawah sadar klien. Alasan penghindaran karena kalau akan “dibongkar” ketidaksadarannya, klien ini mungkin akan menjadi lebih parah dalam penyesuaian dirinya. Psikoterapi suportif biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya.
2.     Psikoterapi reedukatif bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Terapis mengajak klien atau pasien untuk mengkaji ulang keyakinan kilen, mendidik kembali agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga tidak terlalu menggali ketidaksadaran. Psikoterapi jenis reedukatif ini biasanya yang terjadi dalam konseling.
3. Psikoterapi rekonstruktif bertujuan untuk mengubah seluruh kepribadian pasien/klien, dengan menggali ketidaksadaran klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis, member pemahaman akan adanya proses-proses tak sadar dan seterusnya. Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya berlangsung intensif dalam waktu yang sangat lama.

Sumber :
Gunarsa, Singgih D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia
Markam, S.L.S., Sumarmo. (2007). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Author: Nur Purnama N.
•09.47

A. Pengertian Psikoterapi
            Psikoterapi secara etimologis mempunyai arti sederhana, yaitu “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sederhananya : jiwa dan “theraphy” dari bahasa Yunani yang berarti “merawat” atau “mengasuh”. Sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang.  Dalam Oxford English Dictionary, perkataan “psychotherapy” tidak tercantum. Tetapi ada perkataan “psychotherapeutic  yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis.

B. Tujuan serta unsur-unsur dalam psikoterapi
1. Tujuan-tujuan psikoterapi
Berikut ini adalah uraian mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi dari dua oarng tokoh yakni  Ivey, et al (1987) dan Corey (1991).
1.  Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekontruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
2.    Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) yaitu membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahamn intelektual.
3.    Tujuan psikoterapi dangan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memeberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
4.   Tujuan psikoterapi dengan pendekatan terpusat pada pribadi menurut Corey (1991) adalah untuk memberikan suasana aman, bebeas, agar klien mengeksplorasi diri dengan nyaman, sehingga ia bisa mengenai hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat.
5.  Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh Ivey, et al (1987) adalah untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berprilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus ditentukan oleh klien.
6.   Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987) adalah agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.

2. Unsur-unsur psikoterapi
Menurut Masserman ada delapan parameter pengaruh dasar yang mencangkup unsur-unsur lazom pada semua jenis psikoterapi.
a.       Peran social
b.      Hubungan (Persekutuan tarapeutik)\
c.       Hak
d.      Retrospeksi
e.       Reduksi
f.       Rehabilitisi, memperbaiki gangguan perilaku berat
g.      Resosialisasi
h.      Rekapitulasi

Unsur-unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapiutik, keadaan mental, dan kebutuhan pasien.

Sumber :

Gunarsa, Singgih D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia
Maulany, R.F (1997). Bukuk Saku Psikiatri: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC